Senin, 14 Maret 2011

Artikel Bermutu


                             BERMUTU Tanpa ICT…..  NONSENSE !!!
Oleh : Dwi Suwarnaning Tyastutik
Era globalisasi sudah melanda bangsa kita, sudah mewabah bagai virus yang menyebar tanpa dapat dikontrol. Ini memang keadaan yang tidak bisa kita tolak begitu saja, ibarat banjir bandang yang datang tak diundang. Jika kita tidak siap menerima kedatangannya maka hanya ada dua kemungkinan, kita mati tenggelam atau terikut arus tanpa tahu akan terdampar di mana.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat seharusnya tidak menyeret kita pada titik apatis. Sebagai guru yang berada di ujung tombak perkembangan dan peningkatan mutu pendidikan sebenarnya harus bisa menyiapkan diri menerima perkembangan itu. Perhatian Pemerintah terhadap hal tersebut sudah tidak kurang-kurang seperti melalui Pelatihan ICT Jardiknas, BSE yang bisa diunduh dengan gratis hingga pemberian bantuan fasilitas internet yang mendukung. Namun semuanya kembali kepada kita masing-masing sebagai personal pendidikan, apakah kita sudah berbenah menyiapkan diri untuk itu atau kita hanya diam terpaku tetap berada pada zona nyaman kita.
GURU GAPTEK merupakan julukan yang tidak pantas lagi kepada kita para tenaga pendidik. Kita semua harus menghapus hal itu dengan mulai mempelajari iptek atau ICT khususnya bidang computer, paling tidak kita jangan ketinggalan kereta, jangan sampai kita tidak bisa menjawab pertanyaan anak didik terkait dengan informasi yang mereka terima melalui internet. Kita harus sudah bisa mengoperasikan computer, paling tidak sudah bisa menyimpan RPP kita dalam Microsoft word atau memasukkan data nilai raport siswa dalam micosoft excel.
Program DBL BERMUTU atau Better Education through Reformed Management and  Universal Teacher Upgrading yang mulai digelontorkan sejak tahun 2009 sebenarnya dapat kita jadikan sebagai ajang pengembangan potensi kita sebagai pendidik yang profesional. Di antara 19 kali kegiatan pertemuan pada tahun pertama ada 2 kegiatan yang dikhususkan untuk mempelajari ICT, kegiatan ini harus benar-benar kita manfaatkan karena kapan lagi kita bias belajar ICT dari ahli yang memang cukup professional, gratis lagi !!!.
Mempelajari sesuatu hal yang baru seperti halnya mempelajari computer benar-benar sesuatu yang sangat menyenangkan. Berdasarkan pengalaman penulis, setelah pelaksanaan ICT 1 dan 2 ternyata guru peserta sangat antusias untuk belajar, apalagi belajar bersama, sehingga ada yang menginginkan program pembelajaran ini terus dilanjutkan agar mereka bisa trampil mengoperasikan computer.
Program BERMUTU memang telah membawa angin segar bagi kita guru peserta KKG untuk dapat meningkatkan potensi diri agar lebih profesional. Selain memberikan kesempatan kepada  guru peserta KKG untuk mempelajari ICT, program BERMUTU juga membawa banyak perubahan positif kepada khususnya ketua KKG penerima DBL ini. Dalam kurun waktu yang cukup singkat  (belum genap setahun) berdasarkan hasil pengamatan penulis, ketika pertama kali kami ketua KKG bertemu dalam sosialisasi Program BERMUTU dan pembuatan proposal, penulis lihat cukup banyak diantara kami yang belum bisa mengoperasikan computer. Tetapi ketika pada bulan November 2010 yang lalu kami bertemu kembali dalam pembekalan penyusunan laporan dan pengkajian program BERMUTU, ternyata sudah banyak diantara kami telah mahir mengoperasikan computer dan jangan heran bahwa laptop yang mereka bawa ternyata milik mereka sendiri. Fantastis !!!
Mahir mengoperasikan computer memang hal yang wajib bagi kami terutama bagi pengurus inti KKG karena kita dituntut menggunakannya dalam pembuatan proposal maupun penyusunan laporan keuangan dan kegiatan, termasuk juga tagihan-tagihan yang harus dilaporkan dalam bentuk softcopy serta printout, belum lagi laporan khusus kepada konsultan BERMUTU yang dikirim melalui email. Bayangkan jika kami tetap Guru Gaptek, apa jadinya ??? Nonsense bukan ???


Bersyukurlah kita guru yang bisa terpilih menjadi anggota KKG Program Bermutu karena tidak sedikit yang merasa iri kepada kita, bahkan dari sekian kabupaten di Jawa Timur hanya 8 kebupaten yang  mendapatkan program ini. Marilah kita benar-benar memanfaatkan program ini untuk dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalisme kita sebagai tenaga pendidik agar tujuan akhir dari program BERMUTU untuk meningkatkan kualitas pendidikan akan dapat terwujud. Hanya kita yang bisa mewujudkannya. Kita tidak akan dapat berubah jika kita tidak mengubahnya. Let’s we were made to do great things with BERMUTU !!!



Selasa, 08 Maret 2011

Kajian Kritis


HASIL KAJIAN KRITIS

A.    Identitas
Judul              :  Model Pembelajaran Cooperative Tipe Learning Jigsaw
Sumber          :  http://nurmanspd.wordpress.com/2009/09/06
B.     Ringkasan isi.
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends,2001). Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et. al. sebagai metode Cooperative Learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.
           Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerjasa-ma dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk meng-olah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
           Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).
          Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).
           Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie, A., 1994).
          Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
          Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.



C.   Komentar/ Pendapat.
       1. Bahasa
Bahasa yang digunakan pada makalah dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran “ cukup bagus dan mudah dimengerti.Gagasan yang disampaikan tersusun dengan baik dan sistematis.Tetapi ada hal yang terasa mengganggu terutama kesalahan pada judul yaitu kata TIPR seharusnya tertulis TIPE.
2.  Identifikasi Informasi Awal
Informasi awal yang dipaparkan menggiring pembaca untuk tertarik membaca paparan-paparan selanjutnya.Hal yang disampaikan sesuai dengan kenyataan dilapangan walaupun tidak seluruhnya benar.Misalnya tentang kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi guru.Kenyataannya tidak semua guru mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas.Ada sebagian guru yang mulai menerapkan model-model pembelajaran secara bervariasi walaupun jumlahnya masih sedikit.
       3.Telaah Informasi.
Informasi yang disampaikan cukup bagus dan meyakinkan karena didukung dengan pendapat-pendapat para ahli yang tidak diragukan lagi kualitas keilmuannya.Apa yang disampaikan sangat bermanfaat bagi guru untuk memperkaya pengetahuan tentang model maupun teknik pembelajaran sebagai upaya untuk meningkarkan kualitas pendidikan di Indonesia.
3.  Informasi Isi.
Model Pembelajaran CooperativeLearning Teknik Jigsaw dapat menjadi salah satu alternatife dari berbagai teknik pembelajaran yang ada.Banyak hal positif yang dapat diperoleh dari teknik ini .Siswa tidak hanya dipacu kemampuan intelektualnya tetapi juga dilatih kepekaan sosialnya.Karena dalam pembelajaran kooperatif,belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai materi pelajaran.Siswa bekerjasama dengan siswa lain dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Masing-masing siswa mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan materi yang dipelajarinya kepada siswa lain dalam satu kelompok asal.Namun demikian tidak semua materi pelajaran cocok menggunakan teknik ini.Materi yang cocok adalah materi yang secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran.Sesuai dengan ciri jigsaw dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen,kita akan mengalami kesulitan apabila jumlah siswa dengan jumlah materi setelah dibagi tidak pas.
Contohnya jika murid kita 32 siswa sedangkan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 5 bagian materi pelajaran,maka dari 32 siswa ada 5 kelompok ahli jika beranggota 6 orang ada 2 siswa yang tidak memperoleh kelompok..jika beranggota 7 orang kurang 3 siswa.Oleh sebab itu sebelum menentukan teknik pembelajaran apa yang sakan kita gunakan kita harus betul-betul mengkaji secara mendalam agar kegiatan pembelajaran yang kita laksanakan dapat berlangsung dengan baik.
                                                                                            Dikaji oleh :   SRI HIDAYATI UUTI
                                                                                                                   SD Negeri Kembang 1
                                                                                                                             KKG IV Bondowoso

Selasa, 01 Maret 2011

Kegiatan KKG

Kegiatan kami terdiri dari 2 bagian yaitu :
a. Kegiatan Inservice meliputi :
      1) Inservice 1 yang dilaksanakan di aula Hotel Palm Bondowoso dengan narasumber Widyaiswara LPMP Jawa Timur (Mahfud, S.Pd) dan Kabid Ketenagaan Kabupaten Bondowoso (Taufan Restuanto).
2) Inservice 2 dan 3 yang dilaksanakan di aula SDN Blindungan 1 merupakan kegiatan gabungan 3 KKG penerima DBL Bermutu 2010 di kecamatan Bondowoso (KKG Gugus 2, KKG Gugus 3 dan KKG Gugus 4).



b. Kegiatan rutin pertemuan 1 sampai 16
Kegiatan ini dimulai pada bulan September 2010 dan direncanakan berakhir pada bulan Maret 2011.
Pada pertemuan kedua kegiatan di KKG 4 adalah materi Identifikasi Masalah (Generik PTK) dengan narasumber Widyaiswara LPMP Jawa Timur (Dra. Mislinatul Sakdiyah, M.Pd) dan pada pertemuan kesembilan dengan materi Proposal PTK juga dengan narasumber Widyaiswara LPMP Jawa Timur (Drs. Anang Prasetyo).
Pertemuan 7 dan 8 merupakan kegiatan ICT dengan narasumber dari lembaga kursus komputer CATRATA dari Jember yang dilaksanakan di SDN Dabasah 1 karena sarana/fasilitas pembelajaran di KKG Gugus 4 kurang memadai.
Pada pertemuan-pertemuan yang lain tidak ada narasumber hanya didampingi oleh guru pemandu dan DCT Kabupaten Bondowoso (M. Zainul Arifin, S.Pd dan Wiwik Kadariyah, S.Pd).
  

Minggu, 27 Februari 2011

KKG Gugus 4

KKG Gugus 4 adalah salah satu dari 43 KKG penerima DBL Bermutu tahun 2010 di Kabupaten Bondowoso. KKG Gugus 4 berada di wilayah kecamatan Bondowoso dengan SD Negeri Kembang 1 sebagai SD Inti.